Sudah beberapa waktu ini rasanya malas sekali untuk ngeblog. Baik posting atau blogwalking. Masalahnya, jika sudah agak lama di depan komputer, kepala mulai terasa pusing dan mual datang. Akhirnya, muntah deh...
Tapi saya berusaha untuk lebih menikmati kehamilan ke dua ini. Setiap muntah, selalu dalam hati berkata: saya ikhlas.. ya Allah.. saya ikhlas... Setelah muntah, saya akan kembali lagi ke ruangan untuk kembali bekerja (dan melamun.. hihihi..) seperti tidak terjadi apa-apa.
Waktu kehamilan pertama dulu, saya benar-benar repot. Setiap muntah diakhiri dengan tangisan. Ketidakstabilan hormon menyebabkan ketidakstabilan emosi. Makanya sedikit2 menangis, merasa jadi orang yang sangat tidak beruntung di dunia. Wah, pokoknya sangat tidak menikmati keadaan yang ada.
Tapi dari situ saya jadi lebih memahami perjuangan seorang ibu. Apalagi ketika melahirkan. Saya teringat almarhumah Mama yang dulu berjuang ketika melahirkan saya (dan anak-anak yang lain). Ada perasaan sangat berdosa saat itu, di keadaan antara hidup dan mati. Hanya ampunan yang saya mintakan kepada Allah untuk Mama. Semoga dia menjadi salah seorang penghuni syurga.
Ada dua cerita yang terjadi yang saya dengar mengenai hubungan dengan ibu, bukan legenda seperti si Malin Kundang, tapi kisah asli. Yang pertama adalah kisah seorang teman kantor yang mempunyai seorang kakak. Kakaknya ini setelah menikah pergi jauh (ke luar negeri) bersama dengan suaminya dan tidak pernah memberi kabar kepada keluarganya (ibu dan adik-adiknya).
Suatu malam (maghrib), kakak ini menelepon. Teman kantor saya yang menerimanya. Kakaknya ini bilang, dia sudah hampir 12 bulan mengandung tapi tak kunjung melahirkan. Dia disarankan oleh seseorang untuk menghubungi ibunya dan memohon maaf kepadanya. Akhirnya sang kakak berbicara dengan ibunya dan meminta maaf kepadanya. Menjelang subuh, si kakak melahirkan dengan selamat. Subhanallah...
Cerita yang lain saya baca dari email. Seorang Bapak kebingungan di RS karena istrinya sakit parah. Tapi dokter tidak dapat menemukan penyebab sakitnya. Semua hal sudah dicek, tapi sumber penyakit tetap tidak ketemu. Si Bapak memutuskan untuk shalat sunnah 2 rakaat.
Setelah shalat, si Bapak ini tiba-tiba teringat salah satu dosa yang dia lakukan ketika masih belia. Dia mengambil uang ibunya untuk jajan. Sang ibu saat itu sangat murka dan mengatakan bahwa dia tidak akan memaafkan si pencuri. Si Bapak langsung berusaha untuk menelepon ibunya.
Ketika menelepon ibunya, dia bertanya apakah ibu masih ingat kejadian uang yang hilang? Si ibu menjawab bahwa dia tidak akan pernah melupakan kejadian itu dan tidak pernah bisa memaafkan si pencuri. Si Bapak mengatakan bahwa dialah yang mengambil uang itu dan dengan menangis tersedu memohon keikhlasan si ibu untuk memaafkannya. Sang ibu sangat terkejut dan berkata bahwa dia memaafkan si pencuri alias anaknya itu.
Setelah menutup telepon, si Bapak menemui dokter. Dan.. ajaib, dokter mengatakan bahwa sumber penyakitnya sudah diketahui dan langsung mengambil langkah-langkah pengobatan untuk istri si Bapak. Subhanallah...
Dahsyatnya (doa) ibu...
Monday, April 6, 2009
Dahsyatnya Ibu
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
15 comments:
hiks..jadi teringat ibuku yg sudah almarhum..
btw..moga hamil yg sekarang ga pake baby blues yaa..tetap semangat n sering2 share...:)
Yah....gitulah kenyataannya...doa ibu memang sangat mustajab, apalagi dibarengi air mata.
Tp mb Niet tetap mantap ya.., eh taksiran persalinan bulan 9 ato 10 ?
kerasa banget ya stlh jd ibu, betapa peran ibu itu gak gampang...kita jd makin hormat dan sayang ma ibu yg udah mengandung, melahirkan dan merawat kita
memang benar bhw surga berada di bawah telapak kaki ibu...
ridho ibu.. ridho Allah...
murka ibu.. murka Allah pula...
maka sayangilah dia selama kita masih bisa menyanyanginya sebelum terlambat dan hanya penyesalan yang ada...
kehamilan kedua udah punya pengalaman dong Mbak ..
setuju banget dengan judul dahsyatnya Ibu ..
wala bagaimana itu, wong yang mencuri si bapak kok yg sakit istrinya ya? harusnya yg sakit ya sibapak itu de...(bisa direvisi?)
@Kristin: amien.. mudah2an gak kena baby blues lagi setelah melahirkan nanti...
@srex aswinto: hmm.. nggak tau.. hihihi.. keknya bulan 11.
@Vera: ho'oh..
@Penny: iya.. saya juga terlambat..
@mrpsycho: iya pengalaman mual dan muntah mas..
@ernut: aku juga ra reti mbak.. emang gitu ceritanya.. cerita asli lho itu, bukan dongeng... tp intinya si istri sakit mungkin bukan karena suaminya, tapi doa si ibu suami untuk istri anaknya (ini istilahnya memusingkan ya?) yg akhirnya bisa menemukan penyakit tersebut.
bener banget...jasa ibu sepanjang galah, tak tergantikan dengan apapun....aku juga jadi teringat dengan almrahumah ibuku, smoga diampuni segala dosa2nya, dibebaskan dari siksa kubur, menjadi penghuni surga...amiin
@Nia: sepanjang jalan mungkin? amien.. amien.. ya robbal alamien.. (untuk semua ibu yang sudah meninggalkan kita)
@JengSri: Amien.. makasih ya jeng...
beararti emang pantas kan kalo ibu di kasih surga di telapak kakinya :)
Hmmm... saya jadi mikir-mikir nih, saya ada salah apa ya sama mami saya...
Waa... rumah baru yang keren.. !!
Selamat menempati rumah barunya, mbak. Semoga betah ya...
pantes atuh Teh Nita jarang update.iya doa seorang ibu itu manjur ya. Tapi ada juga disekitar kita ibu yang tega sama anaknya ya , sedih liatnya kalo gini
@kei2nai: iya betul...
@zee: tanya aja sama mamanya..
@reni: makasih
@lidya: alhamdulillah skr udah agak mendingan kok Teh.. blognya Adit aja yg blom kepegang lagi.
mommy adit...
aku terharu baca cerita ini.. kisah yang menyentuh, jadi pengen meluk mamaku, saya ikut berdoa: semoga kehamilan mommy adit sekarang dilancarakan, dimudahkan dan sehat..
juga buat alm.mamanya, semoga Allah melapangkan kubur beliau dan memberi cahaya di surga di kuburnya..
amin...
thanks udh posting ini *jadi inget dosa-dosaku ke mama*
Post a Comment