Baby Blues

Di salah satu milis yang saya ikuti, ada thread yang sedang asyik diperbincangkan: baby blues. Sebenarnya, baby blues adalah bentuk depresi pasca kelahiran yang paling sering terjadi. Dan itu terjadi pada saya setelah melahirkan Adit dulu.

Ya, emosi terasa sangat labil saat itu. Setiap waktu ingin rasanya menangis. Padahal tidak ada hal-hal patut untuk ditangisi pada kondisi normal. Memang, salah satu yang membuat saya menangis (hampir) tiap malam adalah ketidakcocokan dengan ibu mertua -- karena dulu tinggal di rumahnya. Dulu rasanya sangat menderita. Tiap malam harus bangun karena si kecil menangis. Setiap dia menangis (malam-malam), mertua akan turun dari kamarnya untuk melihat apa yang terjadi. Padahal, namanya bayi kalau pipis atau haus, pasti menangis kan? Itu membuat stres.

Baby blues seharusnya tidak berlangsung lebih dari beberapa hari. Tapi yang terjadi pada saya ternyata berlangsung beberapa bulan! Setelah saya renungkan, kemungkinan itu bukan karena baby blues lagi, melainkan masalah klasik antara mertua dan menantu (hihihihi). Tapi dari situ saya mengambil hikmah, kalau tidak begini, tak mungkin ingin cepat-cepat punya rumah sendiri.

Ada teman sekantor, ketika merasakan baby blues dia menjadi sangat benci pada bayinya. Dia merasa, semua penderitaan yang dia rasakan akibat si bayi (padahal dia juga mungkin tidak cocok dengan keluarga mertua dan harus tinggal dengan mereka). Yang terjadi kemudian adalah, dadanya bengkak terkena mastitis, karena tidak mau menyusui bayinya. Duh.. ngeri ya?

Ada lagi yang lebih mengerikan. Saya pernah mendengar sepasang suami istri cerai setelah istrinya melahirkan. Suaminya merasa tidak tahan dengan sikap istrinya yang jadi cepat marah, mudah menangis, dan tidak menyenangkan. Begitu juga istrinya merasa suami tidak mau mengerti dia, tidak mau membantu, membiarkan dia bekerja mengurus anak sendirian. Pasangan itu tidak mengerti apa yang terjadi. Kalau lah mereka tahu sindrom baby blues sedang menyerang sang ibu, mungkin tidak perlu terjadi hal demikian.

Seseorang yang baru melahirkan banyak membutuhkan kesabaran dan dorongan dari suami, keluarga dan teman. Penting sekali bagi seorang ibu untuk memahami bahwa banyak ibu mengalami hal yang sama, hal ini wajar, dan dengan sedikit dukungan dia akan membaik.